duit kagem jajan

duit kagem jajan
uang bukan segalanya, tapi segalanya dibeli dengan uang

Senin, 04 Juli 2011

- Seri Sudirman 1968

Seri Sudirman yang diterbitkan pada tahun 1968 terdiri dari sebelas pecahan yaitu 1, 2 1/2, 5, 10, 25, 50, 100, 500, 1.000, 5.000, dan 10.000 rupiah. Seri sudirman merupakan seri yang paling banyak pecahannya dibandingkan seri-seri yang lain. Gambar depan semua pecahan tentu saja sama yakni Jendral Sudirman.


Pecahan 1 rupiah 
Gambar depan              : Jenderal Sudirman
Gambar belakang          : Wanita mencungkil kelapa
Tanda air                      : Garuda Pancasila
Percetakan                   : P.N. Pertjetakan Kebajoran 
Tanda Tangan               : Drs. Radius Prawiro, Soeksmono B. Martokoesoemo




Pecahan 2 1/2  rupiah
Gambar depan              : Jenderal Sudirman
Gambar belakang          : Wanita menjemur padi
Tanda air                      : Garuda Pancasila
Percetakan                   : P.N. Pertjetakan Kebajoran 
Tanda Tangan               : Drs. Radius Prawiro, Soeksmono B. Martokoesoemo



Pecahan 5 rupiah
Gambar depan              : Jenderal Sudirman
Gambar belakang          : Pembangunan bendungan
Tanda air                      : Garuda Pancasila
Percetakan                   : P.N. Pertjetakan Kebajoran 
Tanda Tangan               : Drs. Radius Prawiro, Soeksmono B. Martokoesoemo



Pecahan 10 rupiah
Gambar depan              : Jenderal Sudirman
Gambar belakang          : Pabrik kilang minyak
Tanda air                      : Garuda Pancasila
Percetakan                   : P.N. Pertjetakan Kebajoran 
Tanda Tangan               : Drs. Radius Prawiro, Soeksmono B. Martokoesoemo



Pecahan 25 rupiah
Gambar depan              : Jenderal Sudirman
Gambar belakang          : Jembatan gantung ampera Palembang
Tanda air                      : Garuda Pancasila
Percetakan                   : P.N. Pertjetakan Kebajoran 
Tanda Tangan               : Drs. Radius Prawiro, Soeksmono B. Martokoesoemo



Pecahan 50 rupiah
Gambar depan              : Jenderal Sudirman
Gambar belakang          : Hanggar pesawat terbang
Tanda air                      : Garuda Pancasila
Percetakan                   : P.N. Pertjetakan Kebajoran 
Tanda Tangan               : Drs. Radius Prawiro, Soeksmono B. Martokoesoemo



Pecahan 100 rupiah
Gambar depan              : Jenderal Sudirman
Gambar belakang          : Pabrik batu bara
Tanda air                      : Garuda Pancasila
Percetakan                   : P.N. Pertjetakan Kebajoran 
Tanda Tangan               : Drs. Radius Prawiro, Soeksmono B. Martokoesoemo



Pecahan 500 rupiah
Gambar depan              : Jenderal Sudirman
Gambar belakang          : Pabrik pemintalan benang
Tanda air                      : Garuda Pancasila
Percetakan                   : P.N. Pertjetakan Kebajoran 
Tanda Tangan               : Drs. Radius Prawiro, Soeksmono B. Martokoesoemo


Pecahan 1.000 rupiah
Gambar depan              : Jenderal Sudirman
Gambar belakang          : Pabrik pupuk
Tanda air                      : Garuda Pancasila
Percetakan                   : P.N. Pertjetakan Kebajoran 
Tanda Tangan               : Drs. Radius Prawiro, Soeksmono B. Martokoesoemo



Pecahan 5.000 rupiah
Gambar depan              : Jenderal Sudirman
Gambar belakang          : Pabrik semen
Tanda air                      : Pangeran Diponegoro
Percetakan                   : P.N. Pertjetakan Kebajoran 
Tanda Tangan               : Drs. Radius Prawiro, Soeksmono B. Martokoesoemo





Pecahan 10.000 rupiah
Gambar depan              : Jenderal Sudirman
Gambar belakang          : Perindustrian
Tanda air                      : Pangeran Diponegoro
Percetakan                   : P.N. Pertjetakan Kebajoran 
Tanda Tangan               : Drs. Radius Prawiro, Soeksmono B. Martokoesoem


Selepas masa kemerdekaan tahun 1945 hingga jatuhnya Presiden Sukarno pada tahun 1966, gambar Sukarno begitu dominan dipakai baik untuk gambar muka maupun gambar air uang kertas pemerintahan Indonesia.Namun hal tersebut berubah drastis semenjak Orde Baru berkuasa tahun 1966 sampai tahun 1998, dimana tak sekalipun gambar Sukarno muncul pada mata uang kertas Indonesia. Baru pada tahun 1999 pemerintah mengeluarkan uang kertas bergambar Sukarno-Hatta.

Uang seri sudirman yang bertahun 1968 merupakan uang kertas pertama yang dicetak oleh pemerintahan Orde Baru semenjak berkuasa tahun 1966. Bila dicermati lebih lanjut, gambar belakang seri Sudirman bercerita atau mencerminkan  apa yang hendak dicapai oleh pemerintahan Orde Baru. Sejak bulan Oktober 1966 pemerintah Orde Baru berusaha menata kembali kehidupan bangsa di segala bidang. Di bidang ekonomi upaya perbaikan ini dimulai dengan program stabilitas dan rehabilitasi ekonomi dengan skala prioritas ;
  1. Pengendalian inflasi
  2. Pemenuhan kebutuhan pangan
  3. Rehabilitasi prasarana ekonomi
  4. Peningkatan ekspor
  5. Pencukupan kebutuhan sandang
Seperti kita ketahui pemerintah ketika itu mencanangkan REPELITA atau rencana pembangunan lima tahun yang akan berkesinambungan. Repelita I (1969-1974) bertujuan memenuhi kebutuhan dasar dan infrastruktur dengan penekanan pada bidang pertanian. 

Dimulai dengan pecahan 1 rupiah bergambar wanita mencungkil kelapa dan pecahan 2 ½ rupiah bergambar wanita menjemur padi yang menggambarkan pemenuhan kebutuhan dasar yakni pangan dan pertanian.
Pecahan 5 rupiah bergambar bendungan/dam merupakan infrastruktur dan sarana yang mendukung sector pertanian/irigasi.
Pecahan 10 rupiah bergambar kilang minyak, merupakan sumber utama pendapatan devisa kala itu yang turut menopang perekonomian Negara.
Pecahan 25 dan 50 rupiah bergambar jembatan dan hangar pesawat yang merupakan sarana transportasi sebagai salah satu prasarana perekonomian.
Pecahan 100 rupiah bergambar pabrik batubara yang merupakan bahan baku perindustrian
Pecahan 500 rupiah bergambar pabrik pemintalan yang mencerminkan pemenuhan kebutuhan sandang.
Pecahan 1.000 dan 5.000 bergambar pabrik pupuk dan pabrik semen, yang merupakan pemenuhan bidang pertanian dan pembangunan.
Pecahan 10.000 bergambar kawasan industri.



Magelang, 6 Agustus 2011
Diedit 23 Desember 2011
Salam, Agung Arya

6 komentar:

  1. Balasan
    1. itu tambang minyak mas, penjelasan ada dibawahnya

      Hapus
  2. Balasan
    1. terima kasih mas, harga pasaran tidak dicantumkan karena bisa berubah sewaktu 2

      Hapus
  3. menurut sumber Bank Indonesia seri sudirman ditarik dari peredaran 1 september tahun 1975. Detelah tahun 1970an pemerintah telah mengelurkan uang logam nominal 1 sampai 100 rupiah. Tidak dikeluarkannya uang kertas 1-50 rupiah pada waktu itu bukan indikasi Indonesia mengalami krisis keuangan, namun lebih dimungkinkan karena nilai tersebut sudah bisa dikategorikan sebagai pecahan kecil sehingga di keluarkan dalam bentuk uang logam. Kami rasa setelah era orde baru menerapkan sistem lalu lintas devisa bebas dan adanya oil boom turut mendongkrak perekonomian Indonesia di awal tahun 1970an.

    BalasHapus